Pesan Moral Dari Seekor Semut
Syaikh
Mamduh Farhan Al-Buhairi seorang Mufti Masjidil Haram, mengisahkan
kisah nyatanya sendiri, dia berkata: Pada suatu kesempatan, aku duduk di
sebuah tempat, Kupalingkan pandanganku kesana kemari melihat
makhluk-makhluk Allah S.W.T. Akupun terkagum-kagudengan ciptaan
ar-Rahman SWT. Seekor semut menarik perhatianku. Dia berkeliaran di
sekitarku untuk mencari sesuatu, mencari, dan mencari. Tidak merasa
terbebani, juga tidak bosan.
Di tengah-tengah pencariannya, dia menemukan sisa-sisa bangkai belalang,
tepatnya adalah kaki belalang. Diapun menyeretnya, dan menyeretnya, dan
berusaha untuk membawanya ke tempat tertentu yang telah ditentukan oleh
hukum mereka di dunia semut. Dia sudah banyak berusaha dalam usahanya
tersebut. Setelah beberapa waktu, dan kesungguhan, dia merasa tidak bisa
membawa kaki belalang tersebut. Lalu dia tinggalkan buruan berharga
tersebut, kemudian pergi ke suatu tempat yang tidak kuketahui, dan
diapun menghilang.
Selang beberapa waktu, dia kembali bersama dengan sejumlah besar semut.
Di saat aku melihat kemana mereka menuju, aku tahu bahwa semut yang tadi
telah mengajak mereka semua untuk membantunya mengangkat apa yang tidak
mampu dia angkat. Akupun ingin hiburan sedikit, kuambil kaki belalang
tersebut, lalu kusembunyikan. Maka dia dan semut-semut lain yang
bersamanya mencari kaki tersebut, mereka mencarinya kesana kemari tanpa
ada hasil, hingga mereka putus asa akan keberadaannya, lalu merekapun
pergi meninggalkan tempat tersebut. Setelah itu, semut yang pertama
datang kembali sendirian menuju tempat tadi. Sebelum dia sampai pada
tempat tadi, kukembalikan kaki belalang di hadapannya.
Maka mulailah dia mengitari dan melihat di sekelilingnya. Lalu dia
berusaha untuk menyeretnya lagi, berusaha dan berusaha, hingga dia
merasa lemah. Kemudian dia pergi meninggalkan tempat itu sekali lagi.
Akupun yakin bahwa dia pergi untuk memanggil kabilah semutnya guna
membantunya untuk mengangkat kaki belalang yang ditemukannya tersebut.
Setelah itu, datanglah sekumpulan semut bersama semut tadi, dan kukira
itu adalah kelompok semut yang sama seperti tadi!! Mereka pun datang,
dan saat aku melihat mereka berjalan di belakang semut pertama menuju
tempat tadi, akupun banyak tertawa, lalu kuambil kaki belalang dan
kusembunyikan dari mereka sekali lagi. Merekapun mencari kesana kemari,
mereka mencari dengan penuh keikhlasan.
Demikian pula semut tadi mencari dengan sepenuh semangat dan
keyakinannya, berputar kesana kemari, melihat ke kanan dan ke kiri, agar
melihat sesuatu, akan tetapi tidak ada sesuatupun. Pada saat seperti
ini, terjadilah sesuatu yang aneh. Sekumpulan semut itu berkumpul
bersama yang lain setelah mereka bosan mencari, dan diantara mereka
terdapat semut yang pertama. Kemudian tiba-tiba mereka menyerangnya,
lalu memotong-motongnya secara ganas di hadapanku. Dan demi Allah, aku
melihat kepada mereka, sementara aku ada pada keterkejutan yang besar.
Apa yang terjadi membuatku takut... mereka membunuhnya...mereka
memotong-motongnya di hadapanku. Astaghfirullah! Ya, mereka
memotong-motongnya di hadapanku... dia terbunuh karena aku... mereka
membunuhnya karena mereka menyangka bahwa dia telah berdusta kepada
mereka!!! SubhanAllah, hingga bangsa semut memandang dusta sebagai aib,
dan kekurangan, bahkan dosa besar yang pelakunya dihukum bunuh!! Semut
menganggap dusta adalah sebuah kejahatan, dan memberikan hukuman
atasnya!!
Maka bagaimana jika dusta itu membawa keburukan, atau keragu-raguan yang
di belakangnya akan timbul fitnah, peperangan, dan kehancuran rumah
tangga?! Serta penderitaan rakyat banyak karena para wakil rakyat yang
dipilih ternyata mendustai rakyatnya dengan korupsi, nepotisme, dll.
serta pemimpin negara ini mendustai dan mendurhakai HUKUM ALLAH yang
wajib diterapkan....Maka dimanakah orang yang bisa mengambil pelajaran
dari semut kecil ini ? Subhanallah walhamdulillah.... "Akan datang
sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka
memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun
mimbar mereka melakukan TIPU DAYA (DUSTA) dan pencurian (KORUPSI). Hati
mereka lebih busuk dari bangkai." (HR. Aththabrani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar